Pada pelaksanaan suatu proyek dengan komponen import yang tinggi, terjadi rugi kurs yang sangat besar akibat dari perlemahan kurs rupiah terhadap kurs asing yaitu dollar Amerika dan Euro. Saat itu, nilai potensi kerugian item ini saja sudah menghabiskan seluruh target laba proyek. Pusing yang berbuah hasil berkat smart project efficiency.
Pernahkan anda membayangkan kerugian akibat kurs dalam jumlah yang sangat besar? Begini kondisinya. Suatu proyek membeli alat khusus pembangkit listrik berikut auxiliary nya senilai kurang lebih € 45.000.000,-. Saat tender, direncanakan kurs sebesar Rp. 12.000,- per Euro. Dalam pelaksanaannya, kurs bergejolak dimana mata uang rupiah tertekan yang membuat kurs menjadi Rp. 12.600,- per Euro dan diperkirakan rupiah akan terus mengalami tekanan hingga akhir 2013.
Tim proyek lalu fokus pada tindakan yang dapat dilakukan untuk meminimalkan risiko kurs yang besar. Tim proyek menyadari bahwa masih ada peluang untuk mengurangi potensi kerugian sebesar itu mengingat pembayaran atas pembelian alat tersebut berjangka 6 bulan sejak alat tersebut diserah terimakan di atas kapal.
Melalui pengamatan yang mendalam, diketahui bahwa pasangan kurs (pairing) EUR/IDR mengalami fluktuasi volatilitas yang lumayan besar. Tercatat dalam periode pengamatan bahwa terendah adalah Rp. 11.600,- s/d 12.300,- per Euro dalam beberapa siklus naik-turun. Kondisi ini lalu menjadi trigger bahwa jika tim proyek mampu menentukan titik terbaik kurs Rupiah terhadap Euro termasuk waktu terjadinya, maka kerugian akan dapat ditekan secara maksimal. Namun disinilah tantangan dimulai.
Grafik Kurs Euro-IDR yang Fluktuatif (Periode 1 Jan-12 Des 2012)
Kondisi mini krisis ekonomi membuat banyak pihak pesimis atas kondisi yang ada. Tapi tidak melakukan sesuatu berarti menyerah dan itu bukan sikap yang baik. Tim proyek lalu merencanakan suatu riset sederhana namun memiliki akurasi yang tinggi dengan bantuan pihak konsultan.
Riset dilakukan dengan mengacu pada kaidah metodologi penelitian standart dimana pertama kali dilakukan adalah identifikasi sebanyaknya variabel yang mempengaruhi pergerakan kurs berdasarkan referensi. Langkah selanjutnya adalah dengan mengambil data variabel2 tersebut beserta pergerakan kurs dalam kurun waktu 10 tahun. Analisis regresi dilakukan dengan variabel pengaruh kurs sebagai variabel bebas dan pergerakan kurs sebagai variabel terikat. Dikarenakan diinginkan tingkat akurasi yang tinggi, maka dilakukan trial-error atas variabel tersebut. Terjadi penghilangan variabel yang kurang berhubungan dan juga penambahan variabel yang dianggap berpengaruh. Sedemikian didapat tingkat akurasi yang tinggi dalam bentuk adjusment square R pada model final yang dirasa paling baik. Model ini diuji dengan menghitung simpangan standart rata2 (standart deviation) antara nilai kurs teoritis model dan aktual dalam kurun waktu 10 tahun ke belakang. Hasilnya haruslah kecil yaitu <2,5%.
Model terbaik yang didapatkan yang berupa rumus y=f(x), dimana x adalah variabel pengaruh kurs dan y adalah pergerakan kurs menjadi dasar langkah selanjutnya yaitu forecasting variabel. Ini langkah yang cukup sulit mengingat ketidakpastian ekonomi dunia. Pendekatannya dilakukan dengan analisis skenario. Pada variabel yang diperkirakan akan fix karena merupakan kebijakan, tentu akan diambil sebagai nilai yang fix. Variabel ini antara lain suku bunga bank central Eropa dan Suku bunga BI.Variabel lain yang dianggap akan mengalami pergerakan dibuat skenario terbaik dan terjelek.
Bentuk Grafik Analisis Regresi
Langkah selanjutnya adalah dengan melakukan validasi model dan forecasting. Validasi ini dilakukan dengan cara membandingkan antara hasil kurs output model+forecasting dengan kurs aktual. Ternyata didapatkan hasil yang cukup baik yaitu sekitar 1,5% penyimpangan yang merupakan nilai yang cukup kecil sehingga model+forecasting dianggap cukup akurat.
Adapun hasil pemodelan+forecasting adalah akan terjadi titik terbaik kurs EUR/IDR pada bulan Maret 2013 dimana kurs akan berada pada nilai terbaik Rp. 12.760,-. Jika dibandingkan bahwa diprediksi kurs akan naik > Rp. 13.200 pada saat jatuh tempo (Mid Juni), maka disimpulkan bahwa pada bulan Maret harus dilakukan hedging.
Grafik Kurs Euro-IDR (Periode 2 Jan – 31 Juli 2013)
Sebagai langkah akhir untuk memastikan forecasting kurs, maka dilakukan analisis teknikal. Langkah ini dilakukan menjelang dilakukannya hedging. Analisis teknikal akan memastikan bahwa titik terbaik telah hampir terjadi.
Hedging lalu dilakukan dengan dana berupa pinjaman bank pada mid Maret 2013 pada kurs hedging Rp. 12.700,- (secara aktual adalah Rp. 12.600,- dimana Rp.100,- adalah biaya hedging). Jika melihat fakta bahwa transaksi aktual adalah dengan bank selain BI, maka nilai kurs berada pada kisaran Rp. 12.600,-an yang berarti prediksi kurs hampir tepat.
Pada saat jatuh tempo yaitu 14 Juni 2013, kurs sebesar Rp. 13.268,- (Kurs jual BI). Jika kurs jual bank selain BI akan menjadi Rp. 13.400,-an. Hal ini berarti telah terjadi efisiensi sebesar Rp. 700,- x 45.000.000 = Rp. 31.500.000.000,- yang merupakan nilai efisiensi yang sangat besar dalam mengurangi kerugian akibat kurs karena rugi awal sebesar Rp. 63 Miliar dapat ditekan 50% menjadi Rp. 31,5 Miliar.
Nilai efisiensi atas kondisi di atas adalah 63 Miliar / 31,5 Miliar = 2 (>1 yg berarti efisiensi sangat tinggi). Pertimbangan inilah yang menjadikan langkah ini sebagai salah satu langkah terbaik dalam smart project efficiency.
Referensi : Buku Advanced and Effective Project Management
Untuk melihat daftar artikel ⇒ Table of Content, dan konsultasi Project Management ⇒ Konsultasi. Daftar karya ada pada ⇒ Innovation Gallery, dan daftar riset pada ⇒ Research Gallery