“Aku Insinyur, Aku tak bisa menguraikan dengan baik hubungan antara kejujuran dan kesungguhan dalam pembangunan proyek ini dengan keberpihakan kepada masyarakat miskin. Apakah yang pertama merupakan manifestasi yang kedua? Apakah kejujuran dan kesungguhan sejatinya adalah perkara biasa bagi masyarakat berbudaya dan harus dipilih karena keduanya merupakan hal yang niscaya untuk menghasilkan kemaslahatan bersama.”
Penggalan paragraf di atas adalah bagian yang menyentuh yang terdapat dalam novel karya Ahmad Tohari yang berjudul “Orang-orang Proyek”. Suatu novel yang bercerita tentang potret suram pekerjaan suatu proyek yang penuh dengan intrik yang menyentuh batas idealisme seorang Insinyur yang bernama Ir. Kabul.
Saya tidak akan menjelaskan panjang lebar mengenai novel tersebut dalam tulisan ini. Karena saya bukanlah ahli sastra yang mampu meliuk-liukkan jari-jemari saya di atas tuts keyboard sehingga menghasilkan karya sastra ataupun kritikus novel. Saya persilahkan Anda untuk mempersepsikan dan menyimpulkan masing-masing mengenai cuplikan isi novel di atas.
Saya teringat dengan teman saya yang merupakan teman seangkatan kuliah di Jogja dulu yang mulai bekerja di proyek konstruksi jembatan juga. Dia bekerja hanya selama beberapa bulan. Dia bilang bahwa dia tak tahan idealismenya diacak-acak dan kebanggaannya sebagai seorang “Insinyur” ditepikan. Dia memilih untuk keluar dari pekerjaannya sebagai supervisor di proyek jembatan tersebut. Temen saya pun akhirnya memilih untuk mengerjakan proyek swasta. Dia bisa jadi Ir. Kabul dalam dunia yang benar-benar nyata.
Pertanyaannya adalah, apakah proyek akan dibiarkan terus tanpa sosok Ir. Kabul yang berusaha menegakkan nilai-nilai idealisme sebagai Insinyur sejati yang bekerja demi kemashalatan masyarakat banyak? Insinyur adalah suatu kebanggaan yang harus ada bagi lulusan Teknik. Teramat berat untuk menyandang titel tersebut di jaman seperti ini. Butuh kekuatan niat yang tinggi berhadapan dengan realita yang ada.
Lebih lanjut dari cerita teman saya, pertanyaan yang diajukan di atas telah menumbuhkan niatnya untuk menegakkan nilai-nilai Insinyur yang benar di proyek. Pergolakan hati yang cukup lama itu dan sedikit pengalaman di proyek serta ilmu yang dipelajari, telah melahirkan niatnya untuk memperbaiki sedikit demi sedikit potret suram seperti yang diceritakan dalam novel tersebut. Dia sadar tangan dan kakinya begitu terbatas untuk melakukannya, bahkan terasa begitu musykil untuk tetap sigap bertahan. Tapi setidaknya dia telah berusaha menanamkan sikap yang benar dalam melaksanakan proyek pada tim proyeknya saat ini. Begitu kira-kira kesimpulan yang saya dapat dari cerita teman saya tadi.
Cerita teman saya tadi akhirnya menginspirasi saya. Blog ini, yang telah dengan susah payah saya bangun adalah dedikasi saya untuk dunia proyek di Indonesia. Tangan dan kaki boleh saja terbatas, tapi niat tulus haruslah tetap ada. Blog ini dimaksudkan untuk memberi jalan kepada kontraktor lain untuk bekerja lebih baik, memberitahukan kepada pelaku proyek mengenai ilmu manajemen proyek yang benar, dan menyampaikan kepada para mahasiswa teknik sebagai generasi penerus mengenai potret suram dunia proyek Indonesia yang harus mereka ubah.
Sebagai penutup, saya sampaikan bahwa pada beberapa proyek yang dikerjakan, ternyata saya masih menemukan sosok-sosok pelaku proyek yang masih memiliki idealisme yang tinggi selain temen saya. Saya bersyukur bertemu dengan mereka. Orang-orang tersebut sangat mendukung tim proyek saya untuk bekerja sebaik mungkin. Mereka tak sedikit memberikan bantuan moril. Saya sungguh sangat berterima kasih kepada orang-orang tersebut. Tulisan ini adalah penghargaan saya kepada mereka dan teman saya.
Untuk melihat daftar artikel ⇒ Table of Content, dan konsultasi Project Management ⇒ Konsultasi. Daftar karya ada pada ⇒ Innovation Gallery, dan daftar riset pada ⇒ Research Gallery
Keep the spirit bro. Hidup penuh dengan pilihan, namun nilai-nilai idealisme dan kebenaran haruslah tetap hidup di diri kita selalu…….
siap bro, idealisme ga boleh luntur walaupun ada hal yang tidak mampu kita ubah untuk saat ini dan cara untuk mengubah itu banyak termasuk edukasi lewat blog:-)…semoga selalu dikasi waktu utk update tulisan nih.
Fren,
Salut tulisanmu. Mantap. Menjadi insinyur adalah pekerjaan yang penuh tantangan sekaligus memberikan potensi kebahagiaan karena bisa berkarya nyata untuk masyarakat banyak. Salam.
[…] Paragraf pertama menyiratkan arus jahat nan kuat yang harus diarungi berlawanan arah jika ingin mewujudkan cita-cita itu. Arus tersebut tentu tidak gampang untuk dilewati. Paragraf itupun hanya mewakili sebagian dari yang sebenarnya terjadi di lapangan. Mencoba melawan arus jahat nan kuat bukanlah cerita gampang, dampak sederhananya adalah urusan gampang jadi sulit apalagi urusan yang memang sulit. Masih ingat kisah Insinyur Kabul yang galau? silahkan baca (klik disini) […]