Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan mengenai konsep atas cost reduction konstruksi yang stratejik. Pada artikel kali ini, akan dijelaskan bagaimana langkah-langkahnya. Terdapat tiga langkah utama dalam SCCR yang masing-masing terdiri atas tiga aktifitas yang sehingga dinamai Konsep 3². Ketiga langkah tersebut ditunjukkan pada Gambar di bawah ini :

Penjelasan atas langkah-langkah SCCR yang ditunjukkan pada Gambar di atas diatas dijelaskan sebagai berikut :
Langkah pertama adalah penentuan Target dan Identifikasi. Langkah ini terdiri atas tiga aktifitas, yaitu:
- Menentukan target (Target setting) – Aktifitas ini bertujuan agar SCCR memiliki tujuan yang jelas dan agar menjadi motivasi yang kuat bagi tim proyek. Pada target dapat berupa rencana tingkat pengurangan biaya atau cost reduction (CR dalam %). Selanjutnya untuk antisipasi pencapaian target, maka diberikan faktor tingkat keberhasilan program atau probability of success (PoS) tertentu sesuai kondisi proyek. Adapun rumus target SCCR adalah, Target SCCR = Nilai kontrak x CR / PoS. Nilai CR dan PoS akan bervariasi yang berdasarkan kebutuhan. Contoh pada suatu proyek apartemen dengan biaya Rp. 200 milyar. Diinginkan untuk ada pengurangan biaya sebesar 3%. Tingkat keberhasilan dianggap 70%. Maka target SCCR adalah Rp 200 milyar x 3% / 70% = Rp. 8,6 milyar.
- Identifikasi biaya utama (pareto anaylsis) – Merupakan identifikasi pekerjaan–pekerjaan atau komponen biaya terbesar proyek. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis pareto. Contoh hasil analisis pareto dapat dilihat pada Tabel berikut ini

- Identifikasi kerugian utama – Merupakan identifikasi atas pekerjaan-pekerjaan atau komponen biaya dengan rugi terbesar. Analisis ini juga dilakukan dengan menggunakan analsis pareto pada semua komponen pekerjaan atau aktifitas yang dinilai mengalami kerugian
- Identifikasi komponen biaya atau aktifitas utama – Kedua identifikasi diatas akan menghasilkan daftar komponen biaya atau aktifitas proyek utama yang akan direncanakan dalam SCCR untuk dikurangi biayanya.
Langkah kedua adalah Ideasi dan Kreatifitas – Langkah ini terdiri atas tiga aktifitas, yaitu :
- Identifikasi faktor kunci biaya konstruksi – Aktifitas ini dimulai dengan identifikasi atau penentuan faktor-faktor utama pengaruh biaya pada pekerjaan atau komponen pekerjaan dengan rugi terbesar yang telah teridentifikasi pada langkah pertama. Faktor-faktor harus ditentukan oleh tim proyek dengan teknik pengambilan keputusan kelompok yang dapat mengacu pada database faktor kunci biaya konstruksi dapat dilihat pada Tabel berikut ini.
Tabel Database Faktor-faktor Kunci Pengaruh Biaya Pada Proyek Konstruksi
Kelompok Faktor | Faktor Kunci Utama |
Lingkup pekerjaan | Berupa ukuran besaran lingkup dan tingkat perubahan lingkup. |
Disain engineering | Berupa tingkat safety factor, tingkat mutu, dan tingkat optimum disain. |
Kompleksitas pekerjaan | Berupa tingkat kompleksitas disain, tingkat ketidakpastian pekerjaan, dan besarnya nilai kontrak. |
Waktu dan kecepatan | Berupa pemilihan momentum waktu pelaksanaan dan waktu optimum atas biaya. |
Metode konstruksi dan teknologi | Berupa tingkat risiko rute transportasi, ketepatan pemilihan alat, kapasitas alat, load factor, dan tingkat konsumsi BBM. |
Pengadaan | Berupa tingkat kompetisi lelang, standar dan jenis kontrak, keputusan “make” or “buy”, ketepatan distribusi risiko dalam kontrak, tingkat kelancaran pembayaran, dan kualitas vendor |
Produktifitas | Berupa tingkat produktifitas SDM, tenaga kerja, dan peralatan yang digunakan. |
Waste | Tingkat waste material yang ada. Berupa waste alami, waste pengangkutan, waste pelaksanaan, dan waste lainnya. |
Budaya dan attitude | Seperti budaya hemat, budaya bekerja produktif, budaya inovatif, dan budaya KKN. |
Kompetensi | Tingkat kemampuan tim proyek, tenaga kerja, dan pihak ketiga. |
Organisasi | Merupakan efektifitas dan efisiensi struktur organisasi. Seperti span of control, kelengkapan fungsi, departementalisasi yang efektif, dan tingkat ramping. |
Inflasi dan Suku bunga | Berupa tingkat inflasi dan kecenderungan Indeks Harga Barang Perdagangan Besar (IHPB), tingkat dan kecenderungan suku bunga pinjaman. |
Fluktuasi kurs | Berupa tingkat fluktuasi dan kecenderungan kurs terkait importasi material dan atau alat. |
Kondisi pasar | Berupa praktik pasar seperti praktik monopoli, oligopoli, kartel, dan kondisi supply – demand. |
Risiko lingkungan | Berupa ketidakpastian cuaca, cuaca buruk, force majeure, demo, tuntutan bekerja, dan konflik sosial. |
Regulasi | Berupa ketentuan pajak, ketentuan penggunaan material lokal, peraturan gangguan lingkungan, peraturan tenaga kerja, ketentuan upah minimum, dan lainnya. |
- Seleksi database ide – Pada organisasi yang telah berpengalaman mengerjakan proyek serupa, dapat dibuatkan database atas tindakan-tindakan cost reduction yang terbukti berhasil beserta syarat dan kondisi aplikasinya. Database dapat berupa VE atau inovasi yang telah dilakukan oleh organisasi pada pelaksanaan proyek sebelumnya. Dengan adanya database ini, maka tim proyek dapat langsung menentukan tindakan cost reduction yang mana yang dianggap paling tepat untuk diaplikasikan pada proyek yang dihubungkan dengan faktor kunci biaya yang telah ditentukan pada langkah sebelumnya pada tiap komponen biaya atau aktifitas proyek yang ditargetkan pengurangan biayanya.
- Inovasi dan Value Engineering – Aktifitas ini adalah dengan menciptakan ide-ide dalam menghasilkan strategi yang jitu dalam mendapatkan komponen biaya yang tidak perlu atau dapat diganti dengan yang lebih murah dengan fungsi yang sama. Proses ini akan fokus terhadap faktor pengaruh biaya yang utama.
Langkah ketiga adalah Penilaian dan Program SCCR – Langkah ini juga terdiri atas tiga aktifitas, yaitu :
- Assessment dan Selection – Aktifitas ini adalah aktifitas yang menilai kelayakan ide-ide program SCCR berdasarkan kriteria tingkat dampak (I) dan tingkat kesulitan (F) dengan skala Likert (1-5). Ide yang terpilih ditentukan berdasarkan nilai P = I x F dengan suatu nilai minimal tertentu yang dapat ditentukan berdasarkan kondisi masing-masing. Berikut contoh penentuan kriteria seleksi dan prioritas pada Tabel berikut :
Tabel Contoh Penentuan Kriteria Pemilihan Ide SCCR
Kriteria nilai P | Deskripsi | Status |
> 18 | Sangat potensial | Prioritas 1 |
10 < P < 18 | Potensial | Prioritas 2 |
6 < P < 10 | Kurang potensial | Prioritas 3 |
< 6 | Tidak potensial | Ditolak |
Penilaian akan lebih baik dilakukan dengan menggunakan teknik-teknik pengambilan keputusan kelompok. Kriteria dapat ditentukan secara berbeda yang disesuaikan dengan kebutuhan dan best practice organisasi. Dengan pertimbangan untuk lebih praktis, prioritas 3 dapat ditolak, namun tetap dicatat sebagai cadangan ide yang dapat dikembangkan untuk menghasilkan nilai P yang lebih tinggi.
- Manajemen Risiko – Program SCCR berarti akan terjadi perubahan dalam manajemen proyek. Perubahan umumnya memberi suatu dampak tertentu. Sehingga diperlukan proses manajemen risiko yang sederhana dalam mendapatkan rencana mitigasi yang memadai sebagai antisipasi kemungkinan adanya dampak negatif atas pelaksanaan program SCCR.
Untuk tujuan praktis, identifikasi dan penilaian risiko cukup dinilai dengan skala Likert 1-5 secara langsung pada nilai risiko yang dilakukan dengan teknik pengambilan keputusan kelompok. Selanjutnya dilakukan penentuan rencana mitigasi atas risiko yang ada pada program SCCR. Contoh dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel Contoh Manajemen Risiko Program SCCR
Program SCCR | Prioritas | Risiko | Mitigasi |
Aplikasi bekisting prefab | 1 | 1 = Sangat rendah | Tidak ada |
Kantor proyek dari kontainer | 2 | 1= Sangat rendah | Tidak ada |
Penggunaan SOWB | 1 | 3 = Moderat | Coding dan pengelompokan |
- Rencana pengelolaan program SCCR – Aktifitas ini merupakan aktifitas terakhir dari program SCCR. Aktifitas ini menyusun suatu rencana manajemen dalam mengelola program SCCR agar program ini dapat dilaksanakan dan dikendalikan dengan baik untuk mencapai tujuannya. Beberapa hal yang dapat direncanakan dalam aktifitas ini adalah pembagian penanggung jawab program, tingkat perencanaan program, Frekuensi pemantauan dan pengendalian, metode pelaksanaan program, dan lain-lain. Contoh dapat dilihat pada Tabel di bawah ini.
Tabel Contoh Rencana Pengelolaan Program SCCR
Program SCCR | Prioritas | Risiko | Mulai | PIC | Monitoring |
Aplikasi bekisting prefab | 1 | Tidak | Progres 0% | SOM | Weekly |
Kantor proyek dari kontainer | 2 | Tidak | Progres 0% | SOM | Monthly |
Penggunaan SOWB | 1 | Ada | Progres 10% | SEM | Weekly |
Referensi : Buku Advanced and Effective Project Management
Untuk melihat daftar artikel ⇒ Table of Content, dan konsultasi Project Management ⇒ Konsultasi. Daftar karya ada pada ⇒ Innovation Gallery, dan daftar riset pada ⇒ Research Gallery