Deskripsi pekerjaan sering kali mencantumkan keterampilan negosiasi sebagai aset yang diinginkan untuk calon pekerjaan, tetapi kemampuan untuk bernegosiasi membutuhkan kumpulan keterampilan interpersonal dan komunikasi yang digunakan bersama untuk memberikan hasil yang diinginkan. Keadaan negosiasi terjadi ketika dua pihak atau kelompok individu tidak setuju pada solusi untuk masalah atau tujuan proyek atau kontrak. Negosiasi yang berhasil membutuhkan kedua pihak untuk bersatu dan menuntaskan kesepakatan yang dapat diterima oleh keduanya.
Problem Analysis to Identify Interests & Goals – Negosiator yang efektif harus memiliki keterampilan menganalisis suatu masalah untuk menentukan kepentingan masing-masing pihak dalam negosiasi. Analisis masalah yang terperinci untuk mengidentifikasi masalah, pihak yang berkepentingan dalam negosiasi, dan tujuan hasil. Misalnya, dalam negosiasi kontrak majikan dan karyawan, masalah atau area di mana para pihak tidak setuju mungkin dalam gaji atau tunjangan. Mengidentifikasi masalah untuk kedua belah pihak ini dapat membantu menemukan kompromi untuk semua pihak dan negosiasi yang efektif.
Meeting / Negotiation Preparation – Sebelum memasuki pertemuan untuk melakukan tawar-menawar, negosiator yang terampil mempersiapkan pertemuan tersebut dengan baik. Persiapan meliputi penentuan tujuan, area perdagangan dan alternatif tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu, negosiator mempelajari sejarah hubungan antara kedua pihak dan negosiasi sebelumnya untuk menemukan area kesepakatan dan tujuan bersama. Preseden dan hasil masa lalu dapat menentukan nada untuk negosiasi yang akan dilakukan.
Active Listening Skills – Negosiator yang baik harus memiliki keterampilan untuk mendengarkan secara aktif dan seksama pihak lain selama debat. Mendengarkan secara aktif melibatkan kemampuan membaca bahasa tubuh serta komunikasi verbal. Penting untuk mendengarkan pihak lain untuk menemukan area untuk kompromi selama rapat. Alih-alih menghabiskan sebagian besar waktu dalam negosiasi untuk menguraikan kebaikan dari sudut pandangnya, negosiator yang terampil akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk mendengarkan pihak lain. Sehingga perbanyaklah waktu untuk mendengarkan ketimbang bicara yang justru akan menjadi titik lemah yang dibaca oleh pihak lawan dalam proses negosiasi.
Emotion Controlling – Sangat penting bagi negosiator untuk memiliki kemampuan mengendalikan emosinya selama negosiasi. Meskipun negosiasi tentang masalah yang diperdebatkan bisa membuat frustasi yang memicu emosi, membiarkan emosi mengambil kendali selama rapat seringkali dapat menyebabkan hasil yang tidak menguntungkan. Misalnya, seorang manajer yang frustrasi dengan kurangnya kemajuan selama negosiasi gaji mungkin mengakui lebih dari yang dapat diterima oleh organisasi dalam upaya untuk mengakhirinya dengan frustrasi. Emosi umumnya menghasilkan keputusan yang merugikan bagi kedua belah pihak. Oleh karena itu harus sangat dihindari dan kemampuan pengendalian emosi menjadi sangat penting bagi negosiator ulung.
Effective Communication – Negosiator harus memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara jelas dan efektif dengan pihak lawan selama negosiasi. Kesalahpahaman dapat terjadi jika negosiator tidak menyatakan kasusnya dengan jelas. Selama proses tawar-menawar, negosiator yang efektif harus memiliki keterampilan untuk menyatakan hasil yang diinginkan serta alasannya yang logis dan bisa terima oleh pihak lawan. Hal ini akan memudahkan pihak lawan untuk memberi penawaran yang lebih dekat untuk diputuskan.
Problem Solving Skills – Kemampuan menemukan solusi bisa jadi merupakan kompetensi sangat penting bagi negotiator ulung, terutama pada negosiasi yang rumit dan kompleks atau berlarut-larut. Kompetensi ini dimulai dari kemampuan untuk memahami tujuan dan akar masalah baik dari sisi lawan maupun pihak sendiri. Negosiator yang efektif harus memiliki keterampilan untuk bekerja sama sebagai tim dan menumbuhkan suasana kolaboratif selama negosiasi. Mereka yang terlibat dalam negosiasi di kedua sisi masalah harus bekerja sama untuk mencapai solusi yang dapat disepakati.
Decision Making – Pemimpin dengan keterampilan negosiasi memiliki kemampuan untuk menilai semua opsi keputusan yang mungkin baik yang berdampak positif maupun negatif, serta bertindak secara tegas selama proses negosiasi. Seringkali dibutuhkan aturan main atau penentuan dan kesepakatan atas kriteria opsi keputusan dalam perundingan untuk menyetujui kompromi dengan cepat untuk mengakhiri kebuntuan.
Good Relationship – Negosiator yang efektif memiliki keterampilan interpersonal untuk memelihara hubungan kerja yang baik dengan mereka yang terlibat dalam negosiasi. Negosiator dengan kesabaran dan kemampuan untuk membujuk orang lain tanpa menggunakan manipulasi dapat mempertahankan suasana positif selama negosiasi yang sulit.
Ethics & Reliability – Standar etika dan keandalan dalam negosiator yang efektif mendorong lingkungan yang dapat dipercaya untuk negosiasi. Kedua belah pihak dalam negosiasi harus percaya bahwa pihak lain akan menepati janji dan kesepakatan. Seorang negosiator harus memiliki keterampilan untuk melaksanakan janjinya setelah perundingan berakhir.
Referensi : Buku Advanced and Effective Project Management
Untuk melihat daftar artikel ⇒ Table of Content, dan konsultasi Project Management ⇒ Konsultasi. Daftar karya ada pada ⇒ Innovation Gallery, dan daftar riset pada ⇒ Research Gallery