Sejarah Manajemen Proyek di Indonesia
Manajemen Proyek di Indonesia mulai berkembang pada era tahun 1970-1990 an yang diawali dengan semakin banyaknya dan berkembangnya proyek-proyek infrastruktur yang banyak memerlukan profesional di bidang Manajemen Proyek. Perkembangan manajemen proyek di Indonesia ditandai dengan berdirinya Project Management Institut di Jakarta.
Organisasi ini adalah salah satu cabang dari Project Management Institute (PMI), sebuah organisasi nirlaba profesional di seluruh dunia yang terkemuka dan mempublikasikan standar manajemen proyek secara internasional. PMI Indonesia didirikan pada tahun 1996 dan merupakan organisasi yang didedikasikan untuk meningkatkan, konsolidasi dan penyaluran manajemen proyek Indonesia dan bekerja untuk pengembangan pengetahuan dan keahlian untuk kepentingan semua stakeholder.

Selanjutnya pada tanggal 16 Juli 1999, Ikatan Ahli Manajemen Proyek Indonesia (IAMPI) yang merupakan asosiasi dari para Ahli Manajemen Proyek Indonesia, didirikan di Jakarta. IAMPI adalah sebagai salah satu asosiasi profesi anggota LPKJ. Lembaga IAMPI ini juga menawarkan sertifikasi yang bertaraf nasional di Indonesia. Pada tahun 2008, didirikan lembaga ITAPPI (Ikatan Tenaga Ahli Pengendali Proyek Indonesia). ITAPPI merupakan organisasi profesional dengan bidang pengendali proyek (Project Control).
Walaupun telah didirikan beberapa lembaga manajemen proyek di Indonesia dan banyak pihak setuju bahwa manajemen proyek adalah penting untuk berbagai industri, namun pada dasarnya belum banyak perkembangan atas manajemen proyek di Indonesia. Kondisi ini terlihat dari masih rendahnya tingkat maturitas pelaksanaan manajemen proyek di Indonesia.
Sejarah Proyek Konstruksi Besar Indonesia Pra Kemerdekaan
Indonesia telah mampu membangun beberapa proyek berskala besar sejak zaman dulu yang menunjukkan perkembangan manajemen proyek di Indonesia yang telah dimulai jauh sebelum era kemerdekaan. Beberapa proyek tersebut diantaranya adalah :
- Piramida Gunung Padang yang merupakan bangunan tertua pra-sejarah Indonesia. Tinggi bangunan ini mencapai 110 m dengan tapak diperkirakan seluas 15 ha hingga 25 ha. Bangunan ini dibangun pada beberapa masa yang berlangsung cukup lama dimana umur mineral hasil penelitian untuk lapisan pada kedalaman 5 – 12 m adalah berkisar sekitar 14.500 SM hingga 25.000 SM. Hal ini berarti jauh lebih tua dibandingkan dengan piramida Ghiza.


- Berbagai candi yang dibuat oleh beberapa kerajaan Hindu maupun Budha dimana yang paling terkenal adalah Candi Borobudur dan Candi Prambanan. Proyek pembangunan Candi Borobudur sebagai tempat ibadah umat Budha saat itu kerjakan pada tahun 760 – 830. Candi ini sangat terkenal dan dikarenakan skala kompleksitasnya yang membutuhkan perencanaan yang baik, diyakini telah mengaplikasikan manajemen proyek.

- Candi Prambanan disebut juga Candi Loro Jonggrang merupakan tempat ibadah umat Hindu pada saat itu dan penanda berkuasanya kembali kerjaan Hindu di Jawa. Candi ini dibangun pada tahun 850 M oleh Rakai Pikatan. Candi ini sangat indah dan megah (lihat Gambar 4.14). Candi ini pada dasarnya merupakan salah satu candi dari 240 candi di kompleks yang sama. Kompleksitas disainnya dinilai lebih tinggi dari Candi Borobudur. Dengan demikian, besar kemungkinan kompleks candi ini dibangun dengan manajemen proyek yang lebih maju dibanding dengan Candi Borobudur.

- Proyek Jalan Raya Pos yang menghubungkan Anyer dan Panarukan sepanjang ±1000 km (lihat Gambar 4.15). Proyek ini dilakukan pada tahun 1808 hingga 1809 atas perintah Gubernur Jendral Belanda yaitu Herman Daendels. Tujuan proyek ini adalah untuk pertahanan militer Belanda dan untuk menunjang sistem tanam paksa, serta memperpendek waktu tempuh perjalanan Surabaya ke Batavia yang sebelumnya selama 40 hari menjadi hanya tujuh hari. Proyek ini diinformasikan telah menelan banyak korban akibat sistem kerja rodi. Walau demikian, proyek jalan ini dapat dikatakan sebagai mega proyek yang luar biasa pada masa itu dan dibangun dengan sangat cepat.

- Mega proyek Solo Valleiwerken pada tahun 1892. Mega proyek ini dilakukan oleh Belanda karena lahan yang luas dan subur pada hilir Sungai Bengawan Solo. Perencanaannya dimulai pada 1881 oleh J.L Pierson. Perencanaan proyek ini mengaplikasikan konsep pengairan terpadu yang menggabungkan pengendalian banjir, pengolahan lahan, dan pengembangan irigasi. Peta rencana Solo Valley dapat dilihat pada Gambar 4.16. Proyek ini direncanakan dengan biaya 19 juta Gulden. Namun dihentikan pada 1898 karena alasan cost overrun akibat teknologi yang tidak mendukung saat itu.

- Beberapa proyek terkait jaringan kereta api seperti terowongan dan jembatan kereta api Staats Spoorwegen pada 1914-1915 yang merupakan jalur kereta antara Cirebon dan Kroya, terowongan kereta api Wilhelmina sepanjang 1.208 m yang merupakan bagian jalur kereta api Banjar – Cijulang yang dibangun pada 1921 dan selesai pada 1941, dan jalur Kereta Api jalur Makasar – Takalar sepanjang 47 km pada tahun 1922.
Referensi : Buku Advanced and Effective Project Management
Untuk melihat daftar artikel ⇒ Table of Content, dan konsultasi Project Management ⇒ Konsultasi. Daftar karya ada pada ⇒ Innovation Gallery, dan daftar riset pada ⇒ Research Gallery