Kondisi ekonomi kita sedang memasuki area yang disebut “mini crisis”. Indikasinya terlihat pada perlambatan pertumbuhan ekonomi, melebarnya defisit transaksi berjalan (current account), dan depresiasi rupiah terhadap mata uang asing serta meningkatnya inflasi. Tentu saja kita harus berbuat sesuatu jika tidak “mini crisis” tersebut berkembang menjadi “big crisis”. Apa kontribusi dari dunia konstruksi?
“Mini Crisis” Ekonomi Indonesia
Ekonomi Indonesia ternyata masih rentan. Tahun 2013 ini terjadi gejolak ekonomi yang walaupun tidak separah gejolak ekonomi tahun 1998. Kerentanan ini sedianya telah diprediksi oleh para ahli ekonomi. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, terlihat beberapa indikasi gejolak ekonomi saat ini, yaitu:
- Perlambatan pertumbuhan ekonomi dari 6,5% pada tahun 2012 lalu menjadi <6,0% pada tahun 2013.
- Membengkaknya defisit transaksi berjalan akibat dari tingginya konsumsi dan subsidi bahan bakar sebagai salah satu penyebabnya termasuk konsumsi barang import (mewah). Sedangkan peningkatan import yang tidak diimbangi dengan peningkatan eksport. Hal ini menunjukkan dua hal yaitu kurang kuatnya daya saing dan kurang baiknya produktifitas.
- Depresiasi mata uang rupiah terhadap dollar USD. Jika pada awal tahun 2013 kurs rupiah terhadap dollar amerika adalah sekitar Rp. 10.000,-/USD, maka sekarang telah menjadi Rp. 12.300,-/USD. Melemah jauh sebesar 23%. Depresiasi mata uang juga adalah indikasi baik buruknya ekonomi negara terhadap negara lain. Depresiasi ini disebabkan oleh kebutuhan dollar yang tinggi akibat import, kurangnya arus investasi, dan faktor lainnya seperti hutang jatuh tempo dalam USD dan tapering off The Fed.
- Inflasi yang tahun 2012 telah cukup jinak, menjadi naik cukup tinggi pada tahun 2013. Diperkirakan inflasi tahunan akan naik menjadi 8,5-9,0%.
Kontribusi Dunia Konstruksi
Sebagai insan konstruksi Indonesia, apa yang bisa kita lakukan untuk membantu negri ini lepas dari gejolak ekonomi yang walaupun masih berupa “mini crisis”? Mari secara bersama-sama kita berjuang dengan beberapa cara berikut ini:
- Menghindari sumber pendanaan proyek dengan hutang atau obligasi dengan mata uang asing (USD).
- Memprioritaskan proyek-proyek yang berdampak langsung dan cepat terhadap perekonomian seperti infrastruktur. Tindakan ini dilakukan oleh Pemilik proyek.
- Mengurangi material dan alat import. Tindakan ini bisa dilakukan oleh pemilik proyek dan konsultan perencana. Sebisa mungkin untuk menggunakan material dan alat lokal dalam design proyek konstruksinya.
- Optimasi design dengan sumber resources import. Tindakan ini dapat dilakukan apabila tidak tersedia material dan alat lokal sebagai pengganti material import.
- Merancang design proyek infrastruktur yang lebih efisien oleh konsultan perencana. Hal ini dimaksudkan untuk mengefisienkan dana kebutuhan proyek. Sehingga diharapkan akan dapat dibangun lebih banyak sarana infrastruktur dalam mendorong perekonomian.
- Design hemat energi. Sebagai contoh adalah green building. Cara ini dilakukan dan ditentukan oleh Pemilik proyek dan Konsultan perencana.
- Mengurangi frekuensi kunjungan ke luar negeri dalam rangka proyek. Seperti FAT (Factory Acceptance Test). Pengurangan frekuensi dapat berupa pengurangan jumlah orang yang diutus. Pengurangan kunjungan dilakukan oleh seluruh pihak konstruksi.
- Percepatan pelaksanaan proyek. Percepatan ini dilakukan dengan maksud untuk mengurangi dampak dari selisih kurs yang sedang dalam trend perlemahan rupiah. Tindakan ini dapat dilakukan bersama-sama terutama oleh Kontraktor.
- Penghematan konsumsi energi / BBM dalam pekerjaan proyek. Tindakan ini dilakukan oleh kontraktor. Caranya telah disebutkan dalam beberapa tulisan sebelumnya seperti gasifikasi, penggunaan alat-alat hemat listrik, menggunakan genset dengan efisiensi lebih tinggi, dan lain-lain.
- Melakukan hedging saat kurs lebih baik. Tindakan ini dilakukan jika terpaksa ada hutang dalam bentuk USD, yang bermaksud untuk mengurangi demand USD secara bersamaan yang dapat mempercepat perlemahan rupiah.
Tentu saja masih ada beberapa tindakan lain yang dapat dilakukan. Dunia konstruksi sebagai salah satu sektor industri, harus dapat semaksimal mungkin memberikan kontribusi dalam membantu mengatasi krisis ekonomi.
Referensi : Buku Advanced and Effective Project Management
Untuk melihat daftar artikel ⇒ Table of Content, dan konsultasi Project Management ⇒ Konsultasi. Daftar karya ada pada ⇒ Innovation Gallery, dan daftar riset pada ⇒ Research Gallery